Pesan Direktur Pencegahan BNPT “Cegah Terorisme Mari Bangun Ahlak Mulia”.Oleh karena itu, Nurwakhid meminta memahami terorisme suatu yang holistik dari hulu yaitu pencegahan hingga ke hilir dalam penindakan. Oleh karena itu dalam pencegahan dan penindakan terorisme sangat penting melakukan pelibatan masyarakat.
Denpasar, Nusa Dua Bali, Extranews — Pencegahan radikalisme dan terorisme muaranya bagaimana mengimplementasikan ahlak karima dalam kehidupan sehari-hari. Karena aksi terorisme tidak ada kaitan dengan ajaran agama manapun. Jika melakukan aksi radikalisme dan terorisme, secara agama Islam juga bertentangan dengan konsep rahmatan lil alamin. Demikian disampaikan oleh Brigjend Pol R Ahmad Nurwakhid SE MM, Direktur Pencegahan BNPT dalam acara Pembukaan Rakornas BNPT di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/12).
Bagi Nurwakhid, persoalan terorisme bukan hal yang baru, ketika diamanahkan menjadi Direktur Pencegahan BNPT. Karena sebelumnya, Nurwakhid pernah ditempatkan di Densus 88. Oleh karena itu, Nurwakhid meminta memahami terorisme suatu yang holistik dari hulu yaitu pencegahan hingga ke hilir dalam penindakan. Oleh karena itu dalam pencegahan dan penindakan terorisme sangat penting melakukan pelibatan masyarakat.
“Kita perlu menyamakan persepsi bahwa radikal terorisme bukan monopoli satu agama tertentu, tetapi ada di seluruh agama,” ujarnya. Oleh karena itu BNPT meminta Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di semua daerah untuk memaksimalkan pembangunan ahlak dalam rangka mencegah tumbuh dan berkembangnya gerakan radikalisasi atau radikalisme.
“Kami berharap, kita bersama segenap FKPT seluruh Indonesia ditambah dari Papua dan Papua Barat, kita gelorakan ahlak mulia, budi pekerti, kepada masyarakat kita,” ucap Direktur Pencegahan BNPT Ahmad Nurwakhid dalam Rakornas BNPT-FKPT dengan tema “sinergitas mencegah radikalisasi” di Nusa Dua, Bali, Selasa malam (15/12),
Ahmad Nurwakhid menejlaskan pembangunan ahlak yang mulia menjadi satu langkah pencegahan yang sangat penting dalam melawan tumbuh dan berkembangnya radikalisme.
Pembangunan ahlak yang mulia, sebut dia, utamanya difokuskan pada generasi muda, sebagai bentuk daya tangkal dan melindungi generasi muda dari gerakan radikalisme. Hal itu perlu dilakukan karena generasi muda menjadi sasaran utama adalah kelompok radikalisme.
Dalam membangun budi pekerti dan ahlak yang mulia, ujar Nurwakhid, harus dilakukan oleh semua pihak, tidak bisa hanya pemerintah semata.
Karena penanggulangan dan pencegahan radikalisme dan terorisme, tidak bisa dilakukan secara parsial, secara sepihak. Melainkan harus dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah, masyarakat, tokoh agama dan FKPT.
Pelibatan segenap elemen masyarakat, ujarnya harus diikutkan dengan menguatkan dan memberdayakan masyarakat yang madani. Hal itu juga untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa radikalisme bukan monopoli satu agama tertentu.
Dengan menyamakan persepsi bahwa radikal terorisme bukan monopoli satu agama tertentu, tetapi ada di seluruh agama, dengan demikian pembangunan ahlak yang mulia, pembangunan budi pekerti menjadi hal penting untuk dilakukan secara masif. Fk