Gelar Konvensi Internasional, SKK Migas Optimis Target 1 Juta Barel per Hari Tercapai

3D925127 1FFE 4276 8312 9F0D51655238

FCBF3915 EFFA 4722 A07B 644804E8C07D Jakarta, Extranews — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bakal menggelar konvensi internasional pada 2-4 Desember 2020. Sebanyak 5.000 peseta diestimasi bakal mengikuti acara yang digelar secara virtual itu, juga akan menghadirkan para investor. Dari calon investor yang bakal melihat peta industri hulu migas dan SKK Migas optimis akan mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari. 

Dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu (4/10), Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas SKKMigas Luky Yusgiantoro menjelaskan, tema yang diangkat dalam acara ini adalah Road to 1 Million BOPD and 12 BSCFD through Aggressive Oil and Gas Transformation. SKK Migas akan menyampaikan pada investor global bahwa Indonesia punya target ambisius produksi minyak 1 juta barel per hari dan 12 miliar standar kaki kubik pada 2030. Menurutnya, kata  kuncinya adalah agresif dan transformasi. “Kita ingin berikan sinyal kepada investor luar bahwa hulu migas Indonesia dalam masa transformasi saat ini sangat potensial,” ujar Luky. SKK Migas akan melibatkan pembicara di dalam dan luar negeri untuk sampaikan pendapat dan ide dari mereka agar target 1 juta barel dan 12 BSCFD bisa tercapai. 

BACA JUGA INI:   Lemes!, Prabowo Subianto Bakal Diwarisi Utang Pemerintahan Jokowi Hingga Rp 10 Ribu Triliun

Dalam konvensi internasional, setelah SKK Migas membeberkan strategi target produksi minyak 1 juta barel per hari yang akan dikejar selama 10 tahun ke depan. Saat ini, lifting minyak mentah nasional berada di kisaran 700 ribu barel per hari dan terus turun. Sementara itu, 

Vice President Bidang Sekretaris SKK Migas Hery Margono mengatakan, ada 10 kunci pilar yang menjadi pegangan untuk mengejar target produksi 1 juta barel per hari yang menjadi transformasi industri hulu migas 4.0.

Kesepuluh pilar itu di antaranya improvisasi lapangan eksisting, mempercepat cadangan migas menjadi energi, penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR), dan mendorong eksplorasi secara masif.

Enam pilar lainnya adalah mengutamakan barang dan jasa dalam negeri yang programnya tengah dibuat. Lalu pilar decommissioning, meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia di industri ini, menggaet investasi dengan rezim fiskal yang baru yaitu Cost Recovery dan Gross Split. Lalu, yang penting juga, kata dia, adaptasi teknologi dan digitalisasi dalam kegiatan hulu migas.

BACA JUGA INI:   12 Juni Malindo Air Kembali Operasional

Pada hari pertama konvensi, SKK Migas juga akan meluncurkan stimulus fiskal seperti pengelolaan barang milik negara. Stimulus ini menjadi jalan untuk mempercepat optimalisasi aset negara. Lalu, ada stimulus baru di sektor perpajakan untuk mendukung kerja kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). fk

lion parcel