PALEMBANG,EXTRANEWS-Women’s Crisis Center Palembang (WCC) bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Selatan akan menyelenggarakan seminar publik dalam rangkaian 16 hari kampanye anti kekerasan terhadap perempuan.
Dengan tema “Peran Para Pihak dalam Pemenuhan HAM Perempuan Khususnya terkait Pencegahan dan Penanggulangan Segala Bentuk Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) di Sumatera Selatan” yang akan diselenggarakan pada Selasa, 10 Desember 2019, Pukul : 09.30 s.d. 13.00 WIB di Ruang Pertemuan Hotel Amaris Palembang Jalan Demang Lebar Daun No. 1836, Kel. 20 Ilir D IV Kecamatan IT I Palembang, Sumatera Selatan. Demikian dijelaskan Ketua PWI Sumatera Selatan H Firdaus Komar melalui ponsel petang ini , Kamis (5/12) di Palembang.
Yeni Roslaini , Direktur Eksekutif WCC Palembang ,Photo : korda.newsSementara itu Direktur Eksekutif WCC Palembang Yeni Roslaini Izi melalui rilis yang diterima EXTRANEWS.ID menjelaskan bahwa pihaknya tetap fokus dan intens meperjuangkan hak-hak perempuan terutama di Wilayah Sumatera Selatan, tujuannya antara lain : Pertama, mengetahui upaya pemenuhan HAM Perempuan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan segala bentuk KtP oleh para pihak. Kedua, menguatkan keterlibatan masyarakat, media massa, akademisi, praktisi pada pemenuhan hak-hak perempuan dan isu-isu kekerasan terhadap perempuan di Sumatera Selatan. Ketiga, menumbuhkan empati dan kepedulian masyarakat terhadap persoalan kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan seksual yang kerapkali terjadi di masyarakat, khususnya pada perempuan dan anak. Dan keempat, membangun sinergi dan tindak lanjut bersama untuk optimalisasi kerja- kerja penanganan dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan.
Menurut Yeni saat ini masih banyak perempuan di Indonesia mengalami kekerasan, tidak terkecuali di Propinsi Sumatera Selatan. Ada kecenderungan bahwa jumlah kekerasan terhadap perempuan, terutama kekerasan seksual tidak pernah menurun bahkan meningkat tajam dari tahun ke tahun.
Ruang lingkup kekerasan terhadap perempuan sangat luas, mulai dari ranah keluarga, di tempat umum, di sekolah, di tempat kerja, bahkan hingga di negara lain. Bentuk tindak kekerasannya pun beragam, mulai dari kekerasan fisik, psikologis, seksual, ekonomi dan sosial. Di banyak kejadian, perempuan tidak hanya mengalami satu bentuk kekerasan, akan tetapi bisa mengalami gabungan dari dua atau bahkan lebih dari berbagai bentuk kekerasan.
Tidak mudah untuk menggali jumlah yang pasti kasus kekerasan yang ada, karena berbicara tentang kekerasan terhadap perempuan di ranah publik membutuhkan upaya yang tidak ringan dan perlu secara terus menerus dilakukan. Masalah kekerasan terhadap perempuan, terutama masalah kekerasan seksual masih belum menjadi kesadaran bersama, dan untuk banyak kalangan, isu tersebut masih tersembunyi. Hal ini sebagian disebabkan karena masih adanya pemahaman yang kurang tepat serta resistensi ataupun penolakan yang tinggi di masyarakat.
Walaupun setiap hari ada berita mengenai kekerasan seksual yang dialami perempuan dan anak, namun tidak serta merta publik sadar dan memahami masalah kekerasan seksual dengan baik. Di samping itu, perempuan korban kekerasan, khususnya kekerasan seksual juga masih belum mendapat perlindungan dan hak atas pemulihan oleh negara.
Kondisi di atas memperlihatkan bahwa upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan dalam rangka pemenuhan HAM tidak bisa dilakukan sendiri. Kerjasama semua pihak di ranah komunitas, masyarakat dan pemerintah menjadi keniscayaan untuk mempertemukan berbagai gagasan dan masukan langkah-langkah ke depan untuk penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan serta upaya pencegahan berulangnya kekerasan dan pemulihan korban.
Seminar publik ini menghadirkan narasumber, Prof DR. H. M Edwar Juliartha, S.Sos, MM (Asisten 3 Propinsi Sumsel dan PLT Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Propinsi Sumatera Selatan. dr. Hj. Mariatul Fadilah, MARS, PhD. Hj. Maphilinda Syahrial Oesman (Dewan Pengurus WCC Palembang) dan H. Firdaus Komar, S.Pd, M.Si (Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumsel). Moderator Yeni Roslaini Izi (Direktur Eksekutif Women’s Crisis Center Palembang). prap