Jembatan Muara Lawai Kecil Ambruk, 4 Truk Batubara Ikut Terseret ,
Warga Desak Angkutan Batubara Dihentikan
MUARA ENIM-SUMSEL ExtraNews —- Jembatan rangka baja di Desa Muara Lawai Kecil, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, ambruk pada Minggu malam (29/6) sekitar pukul 23.00 WIB. Sedikitnya empat unit truk toronton bermuatan batubara terseret bersama jembatan akibat runtuhnya jembatan tersebut.IMG_6778
IMG_6775
Hingga Senin siang (30/6) pukul 11.00 WIB, keempat truk masih belum dievakuasi.belum terlihat upaya penyelamatan atau evakuasi dari pihak pemilik truk,maupun Dinas Perhubungan, maupun Balai Besar Jalan dan Jembatan Wilayah Sumsel terhadap truk truk tersebut.
Dugaan awal penyebab ambruknya jembatan mengarah pada kelebihan muatan dari sejumlah truk batubara yang melintas. Struktur jembatan diduga tidak mampu menahan beban berlebih tersebut.
Akibat insiden ini, jembatan yang memiliki dua lajur hanya dapat difungsikan satu jalur secara bergantian. Petugas dari Dishub bersama masyarakat kini mulai mengatur arus lalu lintas, dengan ketentuan hanya satu truk toronton yang diperbolehkan melintas dalam satu waktu.
Situasi serupa juga terlihat di beberapa jembatan lain, termasuk Jembatan Enim 2 di Kota Muara Enim. Puluhan petugas Dishub berjaga dan mengatur ketat arus kendaraan berat agar tidak terjadi insiden serupa. Hanya satu hingga dua truk Fuso diperbolehkan melintas bersamaan.
Upaya konfirmasi kepada Kepala Dinas Perhubungan Muara Enim, Junaidi, serta Bupati Muara Enim untuk mengetahui langkah dan kebijakan lanjutan masih belum membuahkan hasil.
Sementara itu, warga Muara Enim, seperti Syahrul dan Edy Burhan, menyampaikan keresahan mereka. Mereka meminta Pemkab segera menghentikan seluruh aktivitas angkutan batubara di jalan umum. Menurut mereka, perusahaan batubara tidak pernah peduli terhadap kondisi jembatan maupun dampaknya terhadap masyarakat.
“Truk-truk itu sering parkir sembarangan, bahkan di jalan-jalan gang yang dilalui warga. Subuh-subuh, truk-truk batubara malah berhenti di tengah kota untuk istirahat dan ngopi. Ini sudah sangat meresahkan,” ujar Syahrul.
Warga juga meminta intervensi dari Gubernur, Bupati, hingga Menteri terkait agar truk batubara tidak lagi diperbolehkan melintasi jalan umum. Mereka khawatir akan adanya korban jiwa jika situasi ini terus dibiarkan, apalagi banyak jembatan di wilayah tersebut sudah berusia tua dan rawan ambruk.nur