Minuman Alfaone
Berita  

Sultan Palembang Menangis Lihat Penjara SMB II di Ternate, Rombongan Delegasi Sempat Bacakan Syair di Depan Pintu Penjara

32445073 CF7D 45ED A703 1A8F1F9ED5AE
Suasana Delegasi kebudayaan Palembang dan Sumatera Selatan (Sumsel) yang dipimpin Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Raden Muhammad Fauwaz Diradja SH, M.Kn, Rabu (23/4/2025) melakukan kunjungan ke Benteng Fort Oranje di kota Ternate

Sultan Palembang Menangis Lihat Penjara SMB II di Ternate, Rombongan Delegasi Sempat Bacakan Syair di Depan Pintu Penjara

Ternate, Extranews —- Setelah sebelumnya Delegasi kebudayaan Palembang dan Sumatera Selatan (Sumsel) yang dipimpin Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Raden Muhammad Fauwaz Diradja SH, M.Kn, Rabu (23/4/2025) menyambangi Keraton Kesultanan Ternate yang terletak di Jalan Pemuda, Kelurahan Salero, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara dan ke lokasi Buku Bendera atau biasa disebut Kadato Ici (keraton kecil), yang terletak di Kelurahan Moya, Kecamatan Ternate Tengah.

32445073 CF7D 45ED A703 1A8F1F9ED5AE
Suasana Delegasi kebudayaan Palembang dan Sumatera Selatan (Sumsel) yang dipimpin Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Raden Muhammad Fauwaz Diradja SH, M.Kn, Rabu (23/4/2025) melakukan kunjungan ke Benteng Fort Oranje di kota Ternate

Lokasi peristirahatan Sultan Ternate ke 48, Drs. H. Mudaffar Sjah dan keluarganya untuk bersilaturahmi dalam rangka pementasan theater Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II” Harimau Yang Tak Dapat Dijinakkan” pada bulan Juli 2025 mendatang di Palembang.

Rombongan yang terdiri dari Vebri Al Lintani , Hidayatul Fikri alias Mang Dayat, Fir Azwar, Marta Astra , Isnayanti Safrida, Ali Goik, Amir Hamzah, Anas , Dudy Oskandar dan perwakilan zuriat dan masyarakat Sumbagsel yang ada di Ternate Temenggung Firdaus kemudian melanjutkan kunjungan ke Benteng Fort Oranje di kota Ternate.
Kedatangan rombongan tersebut di sambut Kepala Museum Sejarah Ternate, Rinto Taib. Dan Rinto Taib sempat menyerahan buku berjudul Kora kora untuk Gubernur Sumsel H Herman Deru dan Walikota Palembang H Ratu Dewa diwakilkan kepada Vebri Al Lintani dan Mang Dayat.

Dalam kesempatan tersebut, anggota rombongan Vebri Al Lintani juga sempat membacakan syair Burung Nuri, Ali Goik membacakan syair Sultan Mahmud Badaruddin dan Fir Azwar membacakan Syair Burung Nuri di depan pintu penjara yang sempat ditempati SMB II di Benteng Fort Oranje.
Sebelumnya, kawasan cagar budaya Benteng Oranje dahulunya merupakan pusat perdagangan rempah dunia dengan ditetapkannya sebagai pusat organisasi dagang (VOC) sebelum akhirnya dipindahkan ke Batavia (Jakarta).

BACA JUGA INI:   Peduli Warga yang Sakit, Tim Kesehatan Satgas TMMD Lakukan Pemeriksaan dan Pengobatan

Kawasan ini meninggalkan jejak panjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia (heritage defence) yang penuh tragedi, epos kepahlawanan hingga jejak kejayaan masa lalu yang mendunia dan juga memukau dimasa kini.

Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Raden Muhammad Fauwaz Diradja SH, M.Kn mengaku dirinya menangis saat melihat ruang tahanan SMB II di Benteng Fort Oranje tersebut.

“ Bukan haru lagi, menangis di situ melihat Sultan yang sangat terbiasa dengan hal-hal yang baik , tapi diberikan sesuatu yang sangat-sangat tidak layak memperlakukan beliau,” kata SMB IV.
Menurut SMB IV jangankan seorang Sultan , seorang manusia saja sangat tidak layak diperlakukan seperti itu terutama di tahan di dalam ruang tahanan Benteng Fort Oranje, seperti itu.
“Sehingga semua orang pasti akan sedih melihat tempat pengasingan Sultan seperti itu , di Benteng Oranje,” katanya
Sementara itu saat mendampingi para rombongan, Kepala Museum Sejarah Ternate, Rinto Taib menjelaskan berbagai hal terutama yang berkaitan dengan jejak kehidupan Sultan Mahmud Badaruddin II selama dipengasingan.
“Selain memiliki bangunan arsitektur kolonial yang unik yang terdiri dari berbagai kepentingan dan riwayat pembangunannya, juga terdapat sejumlah penjara atau sel tahanan yang terletak pada sepanjang bagian bawah dinding benteng atau rampart. Salah satu dari penjara atau sel tahanan tersebut adalah tempat ditawannya Sultan Mahmud Badaruddin II dari Palembang yang diasingkan oleh Belanda ketika itu,” jelas Rinto.
Ia mengungkapkan, Sultan Mahmud Badaruddin II lahir di Palembang pada tahun 1767, sosok seorang pemimpin kesultanan Palembang-Darussalam selama dua periode.
Ketika Belanda berhasil menguasai Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin II dan keluarga ditangkap dan diasingkan ke Ternate hingga wafat pada tanggal 26 November 1952 dan dimakamkan di kawasan pemakaman Islam Kota Ternate yang hingga kini ramai diziarahi oleh masyarakat lokal maupun dari luar provinsi Maluku Utara termasuk dari kota Palembang.
“Kunjungan tersebut merupakan momen istimewa karena para pengunjung dari Kesultanan maupum Tim Pemajuan Kota Palembang juga menyempatkan diri membaca penggalan syair Burung Nuri secara bergantian tepat di pintu ruang tahanan Sang Sultan yang mana syair tersebut ditulis oleh Sultan Mahmud Badaruddin II selama dipengasingan di Ternate. Peristiwa ini sangat berarti dan membatin hingga menesteskan air mata dan juga menjadi penting karena bertepatan dengan hari Buku Sedunia yang dirayakan oleh masyarakat di seluruh dunia,” kata Rinto yang juga Sekertaris Dinas Kebudayaan Kota Ternate.
Alasan lain dari keistimewaan kunjungan tim rombongan ini bagi Rinto, adalah bahwa selisih dua hari sebelumnya dari kunjungan ini juga diseleggarakan kegiatan STQH Kota Ternate yang tentunya memiliki benang merah secara historis antara kegiatan tersebut dengan nilai historis kawasan benteng Oranje sendiri sebagai tempat pembuangan Sultan Mahmud Badaruddin II oleh Belanda.
Dimana selama berada dalam penjara di benteng ini sang Sultan menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an sebagai seorang hafiz serta aktif dalam berbagai syiar Islam pasca dibebaskan ketika itu.
“Semoga warisan intelektual dan epos kepahlawanan Sultan Mahmud Badaruddin II sebagai seorang pemikir sekaligus pejuang menjadi teladan bagi generasi muda bangsa Indonesia untuk terus berjuang dan berdampak bagi masyarakat yang lebih luas sekaligus mengambil peran aktif dalam agenda-agenda pemajuan kebudayaan dan keagamaan bagi kemanusiaan dan kebangsaan Indonesia tercinta,” katanya.Dudi

lion parcel