Menjawab Peran PWI, Dewan Pakar PWI Menggodok Isu Besar
Jakarta, Extranews —-L Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) adalah organisasi besar yang memiliki pengaruh, akan tetapi seringkali miskin isyu. Pengurus harian perlu didorong untuk lebih sering bikin statement terkait isyu-isyu yang aktual di sekitar kita, memberi masukan pemerintah, dan kalau perlu menyelenggarakan diskusi-diskusi.
“Itu perlunya ada Dewan Pakar, yang memberi masukan organisasi ini terkait perkembangan eksternal,” kata Agus Sudibyo, Ketua Dewan Pakar PWI Pusat (2023-2028) yang juga Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Lembaga Penyiaran Publik TVRI (2023-2028). Agus Sudibyo yang lulusan Fisipol UGM (1998), Magister Filsafat STF Driyarkara Jakarta (2011) dan juga doktor (2017), selama ini dikenal sebagai pemerhati isyu komunikasi, digitalisasi dan filsafat sosial di berbagai media nasional.
Agus Sudibyo pernah terpilih sebagai anggota Dewan Pers (2010-2013 dan 2019-2022), terakhir menjabat sebagai Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pers.
Agus mengungkapkan hal tersebut dalam bincang-bincang perkenalan di antara sesama anggota Dewan Pakar PWI Pusat periode (2023-2028) di Jakarta, Kamis (19/10/2023) siang.
Dewan Pakar PWI Pusat merupakan bidang baru yang melengkapi kepengurusan PWI Pusat, di bawah Ketua PWI Pusat Hendry Ch Bangun yang baru saja terpilih dalam Kongres Persatuan Wartawan Indonesia XXV di Bandung 25-26 September 2023.
Adapun para anggota Dewan Pakar PWI Pusat (2023-2028) adalah:
1. Agus Sudibyo (Ketua), 2. Agi Sugianto (Wakil), 3. Jimmy S Harianto (Sekretaris), 4. Drs. Tagor Siagian. Msi, 5. Sholeh Thamrin, 6. Sri Andini, 7. Salsabila Syaira, 8. Supirman.
Pemilu dan Pilpres
Isyu Pemilu dan Pilpres 2024 pun merupakan isyu terkini yang perlu pula peran dari organisasi kewartawanan nasional ini. Selain untuk memberi masukan pada masyarakat, kalau perlu menggelar diskusi seputar isyu ini, juga dimana perlu memberi masukan pada pemerintah.
Seperti misalnya, tentang isyu Pemilih Pemula yang menurut sumber Komisi Pemilihan Umum (KPU) mendominasi Pemilu dan Pilpres 2024 bulan Februari mendatang.
Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang terungkap bahwa persentase pemilih milenial di Indonesia pada Pemilu dan Pilpres 2024 sungguh sangat besar. KPU telah menetapkan jumlah total pemilih tetap (DPT) 204.807.222.
“Sebanyak 66.822.389 pemilih atau 33,60% dari jumlah seluruh pemilih, adalah generasi milenial,” kata Komisioner KPU RI Betty Epsilon Idroos dalam Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024, awal Juli 2023 silam.
Secara berturut-turut diungkapkan, bahwa generasi milenial merupakan pemilih terbanyak Pemilu kali ini dengan total jumlah pemilih 66,8 juta, disusul Generasi X total 57,5 juta pemilih, Generasi Z total 46,8 juta pemilih, disusul generasi Baby Boomer 28,1 juta pemilih serta generasi Pre-Boomer dengan jumlah paling sedikit 3,6 juta suara.
Jika diakumulasikan, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta pemilih. Kedua generasi ini mendominasi pemilih Pemilu 2024, yakni sebanyak 56,45% dari total keseluruhan 204.807.222 pemilih.
Generasi milenial adalah mereka yang terlahir pada tahun 1980 hingga 1994. Generasi Z dilahirkan antara 1995 hingga 2000. Generasi X kelahiran 1965 hingga 1979. Generasi Baby Boomer terlahir 1946 hingga 1964. Generasi Pre-Boomers terlahir sebelum 1944.
“Dewan Pakar perlu mengusulkan kepada pengurus harian, misalnya, agar menggelar diskusi tentang bagaimana partai-partai peserta pemilu menjawab hal ini, misalnya…,” ungkap Agus Sudibyo. Atau soal berkembangnya Artificial Intelligence (AI) yang cukup meresahkan dunia jurnalisme, dan sebagainya.
Dan masih banyak hal lagi terkait perkembangan eksternal di sekitar kita yang perlu dicermati oleh para anggota Dewan Pakar agar bisa memberi masukan pada pengurus harian PWI Pusat, bagaimana kiranya merespon perkembangan-perkembangan tersebut. (SHA)