PALEMBANG-SUMSEL, ExtraNews – Kemajuan jaman makin pesat, kesadaran masyarakat terdaftar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola BPJS Kesehatan, makin tinggi. Jarang menggunakan kartu berobat JKN-KIS, ibarat sedia payung sebelum hujan. Mereka rela membayar iuran bulanan sejak 10 tahun lalu tanpa menunggak, demi membantu sesama.
Maryani (51) seorang janda yang sejak 2012 lalu terdaftar dalam JKN-KIS dengan nomor 0001268337633. Ia memiliki 3 orang anak, merupakan warga Jalan Kapten Abdullah Lorong Mulia 1 no 1135 rt 17, Kelurahan Talang Bubuk Kecamatan Plaju Kota Palembang. Sehari-hari pekerjaannya ibu rumahtangga, untuk memenuhi kebutuhan hidup, setiap bulan sang anak pertama yang selalu memberikan dana bulanan
“Sudah empat tahun pensiun berjualan kue dan buka warung sembako, alhamdulillah setiap bulan si sulung selalu mengirimi saya uang bulanan untuk biaya hidup dan sekolah adiknya. Terdaftar sebagai peserta JKN-KIS sejak 2012 lalu, menanggung dua orang anak yang masih sekolah. Terdaftar dalam JKN-KIS tanpa ajakan siapapun, namun secara sadar harus memiliki kartu berobat JKN-KIS karena sangat penting menopang hidup keluarga di bidang kesehatan,”kata perempuan berhijab ini
Ia terdaftar sebagai peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dengan hak perawatan kelas III, bersama dua orang anaknya. Maryani rajin membayar iuaran Rp35ribu per bulan per orang tanpa menunggak. Dua orang anaknya bernama Haris Aprillah dengan nomor kartu 0001268339207 dan Beben Benardi 0001268338116 juga selalu mengingatkan sang ibu agar tak lupa membayar iuran rutin bulanan JKN-KIS.
Trauma berobat ke RSRK Charitas Palembang sebanyak Rp10juta lantaran menderita penyakit demam berdarah, membuatnya bertekad untuk mendaftarkan diri sebagai peserts JKN-KIS. “Setiap bulan saya membayar iuran JKN-KIS untuk 3 orang Rp 105ribu. Sebelum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, dulu kami sekeluarga terkena penyakit demam berdarah dan harus menginap di RSRK Charitas Palembang, mengeluarkan biaya Rp10juta. Untuk membayar biaya rumahsakit harus mencari hutangan. Pas ada BPJS Kesehatan melalui program JKN-KIS, langsung mendaftarkan keluarga sebagai peserta. Sebagai peserta JKN-KIS membayar iuran tepat waktu dan tak merasa rugi apabila tidak menggunakannya. Memiliki JKN-KIS ibaratnya sedia payung sebelum hujan,”kata Maryani
Menurutnya sejak terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, ia baru sekali menggunakan kartu berobat tersebut lantaran anaknya yang bungsu sakit demam berdarah dan dirawat di RS Pertamina Plaju pada tahun 2018 lalu. Dirawat di kamar kelas III, tak membuat pelayanan rumah sakit buruk. Bahkan obat-obatan, makanan, pelayanan dokter perawat dan medis lainnya tetap unggul dan berkualitas seperti pasien kamar kelas I. Bahkan saat ini ada layanan berobat antrian online tanpa harus datang langsung ke rumah sakit melalui aplikasi mobile JKN-KIS yaitu daftar online antrian BPJS Kesehatan
” Alhamdulillah jarang menggunakannya, karena saya meminta kepada Allah SWT agar selalu diberikan kesehatan, kebaikan, keselamatan dunia wal akhirat. Saya tidak merasa rugi karena jarang menggunakan JKN-KIS, malah harus tepat waktu membayar iuran. Ibaratnya saya sedekah kepada yang membutuhkan, saat ini kami sekeluarga tidak sakit, besok kalau kami sakit bergantian orang yang menolong melalui iuran JKN-KIS. Jadi sistem gotong-royong. Bahkan saya selalu mengajak tetangga agar mendaftarkan diri sebagai peserta JKN-KIS dan membayar iuran tepat waktu,”ujarnya
Senada Maryani, Sangkut (57) dan Suharti (55) warga Jalan Kapten Abdullah Lorong Mulia 1 RT 17 No 1129 Kelurahan Talang Bubuk Kecamatan Plaju Kota Palembang, juga peserta yang rajin membayar iuran JKN-KIS tanpa menunggak. Menurut Sangkut, ia dan anggota keluarganya terdaftar sebagai peserta segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dengan hak perawatan kelas III

Pasutri ini sejak 2007, adalah pemilik usaha tampal ban motor dan mobil dipinggir jalan. Sangkut merupakan peserta JKN-KIS dengan nomor kartu 0001969609059, sementara Suharti (55) dengan nomor kartu 00019696127773, tak hanya itu keduanya juga menanggung anaknya untuk membayar iuran JKN-KIS bernama Aprian Syaputra dengan nomor kartu 0001969614472, lantaran masih kuliah
Usaha tampal ban dirintisnya sejak 13tahun lalu, ia melayani penampalan ban bocor sistem tubles dan panggang untuk motor dan sepeda jugs menjual beragam ban, oli, kulit jok motor. Usaha tampal bannya dengan menyewa tanah mungil berukuran 2x5meter,harga sewa Rp6juta per tahun. Ia memulai usaha tampal ban hanya bermodalkan mesin kompresor Rp4juta, kini usahanya meningkat nilai modalnyapun menjadi Rp15juta, rata-rata penghasilan omsetnya Rp300ribu perhari. ” 10-30 motor yang ditampal bannya,pendapatan kotor sekitar Rp300ribu per hari. Sejak akhir 2011 mendaftarkan diri ke JKN-KIS. Biaya iuran JKN-KIS Rp105ribu per bulan untuk 3orang,alhamdulillah tidak memberatkan,”kata Sangkut
Menurutnya, JKN-KIS digunakan sejak setahun terakhir, lantaran ia menderita penyakit diabetes. Setiap bulan ia selalu kontrol ke RS Marisa Plaju untuk mengecek kadar gula darah dan meminta obat-obatan. “Kalau istri dan anak saya malah jarang menggunakan JKN-KIS karena alhamdulillah sehat, ke RS Marisa Plaju hanya meminta vitamin dan obat sariawan. Kami ikhlas dan rutin membayar iuran JKN-KIS. Ibaratnya membantu yang sakit, nanti sewaktu-waktu kami sakit tentunya dibantu juga. Seperti sedekah tidak mengharapkan imbalan uang kembali. Sedia payung sebelum hujan, berjaga-jaga sebelum sakit datang,”ujar Sangkut didampingi Suharti.

Humas BPJS Kesehatan Palembang Hendra mengatakan sangat mengapresiasi masyarakat yang berobat menggunakan JKN-KIS, bahkan dominan peserta di wilayah Cabang BPJS Palembang baik yang berobat ataupun tidak, tetap merasakan dampaknya menggunakan JKN-KIS tersebut
Dikatakan Hendra, BPJS Kesehatan menganut sistem gotong royong. Iuran yang selama ini dibayarkan tidak terpakai atau tidak diklaim, digunakan sebagai subsidi silang untuk membantu peserta JKN-KIS lainnya. Peserta yang membayar iuran berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Sakit atau tidak, kepesertaan JKN-KIS yang merupakan program dari BPJS Kesehatan tetap berlaku sebagaimana mestinya. Sampai saat ini total peserta BPJS Kesehatan di Kota Palembang sebanyak 1.686.440 orang sudah tercatat, sebagai pemilik kartu BPJS Kesehatan dari total penduduk sebanyak 1.704.538 orang artinya 98,94persen sudah tercover dalam BPJS Kesehatan.
Dijelaskan Hendra, untuk peserta yang tergolong fakir miskin dan orang yang tidak mampu (PBI) yang dibiayai oleh APBN sebanyak 541.548orang, peserta yang dibiayai APBD 277.946orang sehingga total PBI APBN dan APBD sebanyak 819.494orang, sementara untuk peserta Non PBI sebanyak 866.946orang yang terdiri dari peserta penerima upah (PPU) 545.347orang, peserta bukan karena upah (PBPU) 279.325orang, bukan pekerja (BP) 42.274orang.
Walikota Palembang Harnojoyo mengatakan sistem BPJS Kesehatan gotong-royong, bagi masyarakat yang tidak mampu pembayaran iuran ditanggung Negara. 2persen masyarakat yang belum menggunakan JKN-KIS yang merupakan program BPJS Kesehatan, APBD siap menganggarkannya untuk pembiayaannya.
Selain itu, Ketua DPRD Palembang Zainal Abidin mengatakan Pemkot Palembang memberikan kesempatan luas kepada masyarakat saat berobat menggunakan JKN-KIS, bagi yang tidak mampu iuran ditanggung gratis.”Tandasnya. (Henny Primasari)